Menjadi Ahli Tenis dengan Belajar Fisika
“Dengan belajar fisika menjadi orang yang ahli dalam bermain tenis?”
“Ah masa sih? Pasti ngacau lagi nih penulisnya”
Bentar, jangan marah-marah dulu ya…tersenyum dong biar kelihatan tambah cakep 😀
Begini teman-teman, berikut ini akan kami ceritakan tentang konsep tenis dalam pembelajaran Fisika 🙂
1. Sweet Spots
Tahukah kalian, mengapa raket tenis lebih besar dibandingkan raket bulu tangkis? Mungkin ada yang mikir supaya lebih mudah memukul bola. Boleh sih jawaban tersebut, tetapi alas an fisika nya sweet spots. Sweet spots merupakan daerah-daerah di kepala raket yang enak untukdipukul dan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu bagi para pemain. Pada raket kuno untuk bermain tenis, sweet spots terletak agak ke bawah dekat leher raket, sedangkan pada raket kepala besar, sweet spots terletak agak ke tengah. Perhatikan gambar berikut.
Jika bola tenis bergerak dan mengenai Node, raket tidak mengalami getaran. Hal tersebut menyebabkan tangan pemegang raket terasa lebih nyaman. Oleh karena itu node digolongkan sebagai sweet spots. Ada pula titik yang menyebabkan pukulan yang sangat keras. Biasanya pemain tenis yang ahli berusaha memukul bola tepat pada posisi tersebut. Menurut fisika titik ini mempunyai koefisien pantul (coeficient of restitution/COR) yang sangat besar. Titik ini sering disebut titik COR. Ketika seorang pemain memukul bola tepat pada titik tersebut, bola akan bergerak dengan kecepatan tinggi. Keuntungan-keuntungan pantulan inilah yang menyebabkan titik ini digolongkan sebagai sweet spots. Letak titik COR dipengaruhi oleh luasnya kepala raket dan kelenturan batang raket. Adapun ketika bola tepat mengenai titik center of percussion (COP), tangan tidak perlu menahan doroingan translasi. Tangan akan terasa lebih nyaman. Oleh sebab itu, titik COP digolongkan sebagai sweet spots
2. Serve
Tahukah kamu bagaimana caranya untuk menghasilkan serve hebat? Untuk menghasilkan serve hebat, seorang pemain tenis perlu memperhitungkan faktor posisi raket, proyeksi dan kecepatan tumbukan. Semua hal tersebut perlu dikoordinasikan dengan pergerakan tubuhnya. Bola akan bergerak dengan kecepatan tinggi jika serve dikondisikan saat raket memberikan gaya untuk menumbuk bola tepat pada daerah dead spot. Titik terjauh dari tangan (pusat putaran) mempunyai kecepatan tertinggi sehingga menyebabkan seluruh momentum pada raket dipindahkan ke bola tenis. Selain itu posisi ini menyebabkan bola memiliki peluang masuk lebih tinggi dibandingkan dengan memukul pada posisi yang lain.
3. Topspin
Bola berputar pada sumbunya (spin) sering membuat lawan kalang kabut. Spin bisa merubah arah bola ketika sedang bergerak di udara atau merubah pantulan bola ketika dipantulkan tanah (ground). Dalam tenis dikenal 3 jenis spin dasar: topspin, backspin(underspin) dan sidespin.
Topspin terjadi ketika bola berotasi searah dengan arah gerak majunya, sedangkan backspin terjadi ketika bola berotasi berlawanan dengan arah gerak majunya, sementara itu sidespin terjadi ketika bola berotasi tegak lurus arah gerak majunya. Topspin memberikan banyak keuntungan bagi pemain. Bola topspin akan melengkung lebih tajam, mengurangi kemungkinan out dan membuat bola memantul lebih tinggi. Menurut perhitungan Howard Brody (fisikawan yang juga pemain tenis), bola yang dipukul dengan topspin 32 putaran per detik akan memantul 24 % lebih tinggi dibandingkan dengan bola yang dipukul dengan backspin.
Perhatikan gambar di atas. ketika bola bergerak dengan topspin, udara dibagian bawah bola (A) akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan udara di bagian atas bola (B). Menurut fisika, udara yang bergerak lebih cepat akan berkurang tekanannya. Perbedaan tekanan antara daerah A dan B ini menyebabkan bola terdorong ke bawah (dari B ke A). Dorongan ke bawah inilah yang membuat bola melengkung tajam kebawah. Pada bola dengan backspin, bola akan bergerak lebih melebar sehingga kemungkinan bola keluar lapangannya (out) lebih besar.
Recent Comments